Cari Blog Ini

Minggu, 12 Agustus 2018

DESAKU

    Sore itu seperti biasa aku pulang sebelum Adzan Magrib,langit terlihat gelap dan tampak akan memuntahkan bebannya yang dia tanggung sedari siang,ketika memasuki jalan di desaku apa yang aku takutkan benar-benar terjadi..”ach sial,tanggung benar hujan ini” gumamku dalam hati,dan benar saja,paling kurang dari 10 menit lagi perjalanan aku sampai di rumah,aku malah kehujanan,aku tidak bisa memacu sepeda motorku lebih cepat dari ini karena jalanan “tua” yang aku lewati tidak memungkinkan untuk aku ngebut ,kenapa aku sebut jalanan “tua” memang seperti itulah keadaannya,rapuh dan “keriput” ..

      Sebagai informasi jalanan di dusunku memang jalan yang telah lama di bangun dan lama tidak ada perbaikan,aspal dengan kerikil kecil yang telah terkelupas,menjadikan jalanan yang berbahaya ketika musim hujan tiba,dan menjadikannya sumber polusi ketika musim kemarau datang.Entah apa yang dipilkirkan oleh Pemangku Pemerintahan di desaku,dengan alasan tidak ada dana,mereka seolah melakukan pembiaran akan kondisi insfrastruktur yang menyedihkan di desaku ( jika tidak mau di sebut PARAH) mungkin memang benar tidak ada dana,tapi itu bukan alasan yang dapat kami terima sebagai warga desa,ketidak becusan mengelola anggaran atau bahkan korupsi yang masif adalah pimikiran yang selalu ada di dalam kepala setiap warga desa,karena ketidak terbukaan para aparat desa  tentang anggaran dan keuangan serta hanya segelintir orang yang mempunyai akses ke birokrasi membuat kami warga hanya bisa pasrah,menikmati renyahnya aspal yang rusak dan wanginya kepulan debu jalan di desa kami..kami warga desa hanya bisa berharap untuk bisa segera diperbaikinya insfrastruktur di desa kami,bukan hanya jalan,saluran irigasi juga bendungan juga beberapa insfrastruktur yang harus diperhatikan,ketersediaan air yang cukup adalah dasar dari pertanian yang pada dasarnya adalah mata pencaharian utama di desa kami..

     Dan sore itu saya sampai di rumah dengan basah kuyup..seperti biasa ketika pulang dalam keadaan tidak normal,istri memasang muka masam sambil berkata “hujan malah nekat,bukannya berteduh dulu”

duh..

Senin, 06 Agustus 2018

Taman "MEWAH" Yang Belum Mewah

      Tersediannya taman dan ruang terbuka yang cukup dan memadai adalah instruksi dari Bupati Klaten ketika meresmikan Taman wisata Watu Prau,Gunung Gajah,Bayat,Klaten.mendengar instruksi yang demikian Segenap Warga kembarsari di yang di pelopori oleh bpk Daryadi dan di eksekusi pengerjaannya oleh ASPEK (Organisasi Pemuda Kembarsari) memulai proyek pembuatan taman,mencoba memanfaatkan lahan kosong di pinggiran dusun,mereka memulai proyek pembuatan taman,karena sadar akan keterbatasan akan adanya dana untuk pembuatan taman,warga beserta karang taruna kembarsari mempunyai inisiatif untuk membuat taman sedikit demi sedikit dengan swadaya masyarakat Kembarsari yang berupa bahan matrial dan sumbangan dana sukarela..
     Kenapa tidak meminta bantuan kepada pemerintah desa,kan ada dana desa yang di cairkan dari pemerintah Pusat?pertanyaan yang cukup wajar memang,akan tetapi bagaimana caranya??itulah yang warga Kembarsari tidak tau,karena memang ke eksklusifitasan perangkat desa sehingga kami warga dusun pinggiran kekurangan informasi dan akses untuk ikut tau dan memahami informasi di kelurahan tentang apa program desa dan bagaimana tata kelola kelurahan di desa kami berjalan,jangankan untuk mengajukan dana,untuk mendapat akses dan informasi saja sangat sulit untuk kami.


Kembali kemasalah pembuatan taman,akhirnya dalam waktu kurang dari 1thn proyek pembuatan taman di dusun Kembarsari telah berjalan 80% ,dengan segala keterbatasan baik dana maupun SDM,kami bangga, dusun kecil kami bisa memiliki taman yang layak untuk anak anak bermain dan untuk warga bercengkrama seriap sore sembari membahas hasil pertanian atau sekedar hasil pertandingan sepak bola,proyek taman kami terus berjalan,tanpa atau dengan dukungan dari pemerintah kami yakin dan percaya jika kami mampu.